Berita

Keren!! UPT Puskesmas Tlanakan Lakukan Inovasi Berbasis Masyarakat untuk Mencegah Stunting di Pamekasan

Pemerintah Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur melalui instansi dibidang kesehatan terus melalukan upaya untuk menurunkan angka stunting di Pamekasan. Salah satunya dengan konsep inovatif dan apik, mereka melalui pusat kesehatan masyarakat atau Puskesmas tidak henti-hentinya mengajak peran serta masyarakat untuk Bersama-sama menjaga kesehatan dan mencegah berbagai penyakit yang ada, khususnya Stunting.

Salah satu inovasi yang dilakukan UPT Puskesmas Tlanakan adalah mengembangkan berbagai olahan berbasis bahan pangan local menjadi makanan keluarga yang bisa dikonsumsi oleh balita dengan gizi kurang atau stunting juga. Inovasi ini bernama “Petis Kreseh Ngalkal” atau Pencegahan Stunting Berbasis Masyarakat dengan Kreasi Resep Berbahan Pangan Lokal.

Kepala Puskesmas Tlanakan, melalui Tim inovasi, Eva Yuliantine menerangkan, pihaknya saat ini melakukan inovasi dalam pencegahan stunting berbasis masyarakat melalui kreasi resep berbahan pangan lokal yang dilombakan dan diikuti oleh kader kesehatan.

“Itu dilakukan sebagai fungsi puskesmas dalam menjadi promotor untuk masyarakat setempat. Nah, jadi puskesmas sebagai promotor masyarakat, terus mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam menyusun menu dan menciptakan resep yang sehat yang terbuat dari bahan lokal.  Jadi yang pertama rangkaian dari kegiatan inovasi ini adalah lomba ini. Lalu dari hasil lomba ini akan kami tentukan juaranya, kemudian setelah itu kita bentuk sebuah buku saku,” katanya, Rabu (10/8/2022).

Menurut pihak puskesmas, hal ini akan menjadi acuan untuk asupan makanan bagi bayi dan anak dimasa MPASI, yaitu dimulai usia 6 bulan sampai 24 bulan sehingga nantinya  akan membantu mencegah adanya kekhawatiran stunting pada mereka.

“Kita nantinya akan menentukan yang terbaik dari lomba ini, dari yang terbaik itu nantinya akan kita dokumentasikan dalam sebuah buku. Kemudian akan kami berikan kepada sasaran ibu-ibu dan balita yang anaknya masuk dalam status butuh gizi atau Stunting,” ungkapnya lagi.

Tidak hanya itu saja, setelah memberikan pola pendekatan dengan resep sehat itu, kemudian tim puskesmas akan melakukan evaluasi dalam penerapannya. Setelah dilakukan sosialisasi terlebih dahulu soal isi dari buku saku tadi, mereka juga akan diajari. Baru setelah itu melakukan penilaian dalam 90 hari makan.

“Ada waktu 3 bulan untuk menilai penerapannya kalau sasaran tadi sudah benar dalam pelaksanaannya. Insyaallah nantinya dapat mencegah stunting gitu ya,” tuturnya di pelataran UPT Puskesmas Tlanakan.

Secara teknis nantinya, sasaran dari menu sehat itu diantaranya pada anak-anak yang memiliki berat badan kurang. Karena jika berat badan anak kurang dan dibiarkan, maka akan menjadi fatal bagi anak-anak.

“Harapan kedepan dari kegiatan ini, agar bisa bermanfaat untuk masyarakat. Karenanya kami mengundang partisipasi masyarakat dari wilayah kerja Tlanakan dan Bandaran,” tambahnya”

/(meme)